Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin (18/1/2010) pagi merosot di atas angka Rp 9.200 per dollar AS, karena pelaku pasar aktif melepas rupiah, mereka khawatir dengan kasus Bank Century yang makin menghangat baru-baru ini.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menjadi Rp 9.225-Rp 9.235 per dollar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp 9.155-Rp 9.165 atau turun 70 poin.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Senin, pelaku pasar menilai saatnya melepas rupiah untuk mencari untung, karena posisi rupiah saat ini masih tinggi. "Aksi lepas rupiah yang cukup besar pada sesi ini mengakibatkan nilai mata uang Indonesia itu turun tajam," katanya.
Faktor utama pelaku melepas rupiah, lanjut dia selain mencari untung, mereka khawatir dengan masalah Bank Century yang makin menghangat. "Kasus Bank Century itu mengakibatkan sejumlah pejabat dipanggil untuk memberikan konfirmasi terhadap masalah tersebut," ucapnya.
Menurut Kostaman Thayib, koreksi rupiah saat ini juga karena Bank Indonesia (BI) tidak menginginkan posisinya berada di atas angka Rp 9.100 per dollar AS. "BI masuk pasar membeli rupiah untuk menahan kenaikan mata uang lokal itu hingga mencapai angka Rp 9.000 per dollar AS," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen kemungkinan terganggu oleh masalah tersebut yang dikhawatirkan target tersebut tidak akan tercapai. "Target ekonomi sebesar itu terutama disebabkan oleh membaiknya ekonomi global yang mendorong pemerintah menaikkan targetnya dari 4,5 persen," katanya.
Indonesia, lanjut dia masih merupakan pasar yang diminati pelaku pasar, namun apabila berbagai kasus di dalam negeri belum dapat dituntaskan, maka dikhawatirkan pelaku asing akan menarik diri.
sumber : kompas
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menjadi Rp 9.225-Rp 9.235 per dollar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp 9.155-Rp 9.165 atau turun 70 poin.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Senin, pelaku pasar menilai saatnya melepas rupiah untuk mencari untung, karena posisi rupiah saat ini masih tinggi. "Aksi lepas rupiah yang cukup besar pada sesi ini mengakibatkan nilai mata uang Indonesia itu turun tajam," katanya.
Faktor utama pelaku melepas rupiah, lanjut dia selain mencari untung, mereka khawatir dengan masalah Bank Century yang makin menghangat. "Kasus Bank Century itu mengakibatkan sejumlah pejabat dipanggil untuk memberikan konfirmasi terhadap masalah tersebut," ucapnya.
Menurut Kostaman Thayib, koreksi rupiah saat ini juga karena Bank Indonesia (BI) tidak menginginkan posisinya berada di atas angka Rp 9.100 per dollar AS. "BI masuk pasar membeli rupiah untuk menahan kenaikan mata uang lokal itu hingga mencapai angka Rp 9.000 per dollar AS," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen kemungkinan terganggu oleh masalah tersebut yang dikhawatirkan target tersebut tidak akan tercapai. "Target ekonomi sebesar itu terutama disebabkan oleh membaiknya ekonomi global yang mendorong pemerintah menaikkan targetnya dari 4,5 persen," katanya.
Indonesia, lanjut dia masih merupakan pasar yang diminati pelaku pasar, namun apabila berbagai kasus di dalam negeri belum dapat dituntaskan, maka dikhawatirkan pelaku asing akan menarik diri.
sumber : kompas
0 komentar:
Posting Komentar